Sabtu, 27 April 2013

cakupan dan peranan oseanogarfi


Laut adalah kumpulan air asin yang terbentang luas dan terhubung dengan samudra.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia laut adalah kumpulan air asin  yag menggenangi dan membagi darata atas benua atau pulau-pulau. Ada pula yang berpendapat bahwa laut adalah sekumpulan air yang sangat luas dipermukaan bumi yang memisahkan atau menghubungkan suatu benua atau pulau.
Samudra adalah bentangan air asin yang menutupi cekungan yang sangat luas. Laut merupakan bagian dari samudra. Dengan demikian setiap samudra adalah laut. Tetap tidak semua laut adalah samudra. Laut dan samudra dapat dibedakan berdasarkan luasnya. Didunia terdapat 4 samudra, pasifik, atlantik, hindia, dan arktik.
Cekungan samudera (ocean basin) adalah cekungan yang sangat besar dan dalam yang dipenuhi oleh air asin dan satu atau lebih sisinya dibatasi oleh benua.
Laut (sea). Dalam penggunaan umum, kata laut (sea) dan samudera (ocean) sering dipakai bergantian sebagai sinonim. Di dalam oseanografi atau oseanologi, kedua kata itu memiliki perbedaan. Kata “laut” umumnya dipakai untuk menyebutkan kawasan perairan dangkal di tepi benua, seperti Laut Utara, Laut Cina Selatan dan Laut Arafura; massa air yang terkurung dan memiliki hubungan yang terbatas dengan samudera, seperti Laut Tengah, dan Laut Baltik; atau kawasan laut yang memiliki sifat fisik dan kimia tertentu, seperti Laut Merah, Laut Hitam, Laut Karibia, dan Laut Banda. Di samping itu, kata “laut”, kadang-kadang dipakai untuk menyebutkan nama danau seperti Laut Kaspi.
Terdapat beberapa aspek penting perlunya dilakukan kajian khusus tentang samudera/ lautan. Pertama adalah laut merupakan sumber makanan. Adanya faktor-faktor  fisik air laut, sepeti temperatur dan perubahan arus dapat menyuburkan laut. Kedua, laut digunakan oleh manusia untuk berbagai aktivitas. Manusia banyak menggunakan laut, seperti untuk transportasi, pengeboran minyak dan gas, rekreasi, berenang, perikanan dan lain-lain. Ketiga laut mempengaruhi kondisi cuaca dan iklim. Laut mempengaruhi distribusi hujan, kemarau, banjir dan kondisi lingkungan suatu daerah.
Tujuan mempelajari Oseanografi fisik adalah untuk memahami sifat-sifat fisik air laut, seperti  temperatur, salinitas dan densitas. Selain itu juga untuk mendeskripsikan proses-proses penting yang mempengaruhi air laut, seperti interaksi laut dengan atmosphere, distribusi angin, distribusi arus, distribusi panas serta distribusi massa air.

Secara sederhana dapat dikemukakan bahwa cakupan dan peranan geografi itu setidaknya memiliki empat hal, seperti yang dikemukakan dari hasil penelitian UNESCO (1965: 12-35), maupun Lounsbury (1975: 1-6), sebagai berikut:
1. Geografi sebagai suatu sintesis.
Artinya pembahasan geografi itu pada hakikatnya dapat menjawab substansi pertanyaan-pertanyaan tentang; “what, where, when, why, dan how”. Proses studi semacam itu pada hakikatnya adalah suatu sintesis, karena yang menjadi pokok penelaahan mencakup: apanya yang akan ditelaah, di mana adanya, mengapa demikian, bilamana terjadinya, serta bagaimana melaksanakannya
2. Geografi sebagai suatu penelaahan gejala dan relasi keruangan.
Dalam hal ini geografi berperan sebagai pisau analisis terhadap fenomenafenomena baik alamiah maupun insaniah. Selain itu dalam geografi juga berperan sebagai suatu kajian yang menelaah tentang relasi, interaksi, bahkan interdependisinya satu aspek tertentu dengan lainnya.
3. Geografi sebagai disiplin tataguna lahan.
Di sini titik beratnya pada aspek pemanfaatan atau pendayagunaan ruang geografi yang harus makin ditingkatkan. Sebab, pertumbuhan penduduk yang begitu pesat dewasa ini, menuntut peningkatan sarana yang menunjangnya baik menyangkut kualitas maupun kuantitasnya. Perluasan sarana tersebut, seperti tempat pemukiman, jalan raya, bangunan publik, tempat rekreasi, dan sebagainya, semuanya membutuhkan perencanaan yang lebih cermat dan matang.
4. Geografi sebagai bidang ilmu penelitian.
Hal ini dimaksudkan agar dua hal bisa tercapai, yaitu: kesatu; meningkatkan pelaksanaan penelitian ilmiah demi disiplin geogafi itu sendiri yang dinamis sesuai dengan kebutuhan pengembangan ilmu yang makin pesat. Oleh karena itu dalam tataran ini perlu dikembangkan lebih jauh tentang struktur ilmu (menyangkut fakta, konsep, generalisasi, dan teori) dari ilmu yang bersangkutan. Kedua, meningkatkan penelitian praktis untuk kepentingan kehidupan dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia umumnya (Sumaatmadja, 1988: 41).
1. Pengertian Oseanografi
Oseanografi (gabungan kata Yunani ωκεανός yang berarti "samudra" dan γράφω yang berarti "menulis"), juga disebut oseanologi atau ilmu kelautan, adalah cabang ilmu Bumi yang mempelajari samudra atau lautan. Ilmu ini mencakup berbagai topik seperti organisme laut dan dinamika ekosistem; arus samudra, gelombang, dan dinamika cairan geofisika; tektonik lempeng dan geologi dasar laut, dan arus berbagai zat kimia dan fisika di dalam lautan dan perbatasannya. Topik-topik yang beragam ini menggambarkan berbagai macam disiplin ilmu yang digabungkan para oseanograf untuk mempelajari lautan dunia dan memahami proses di dalamnya, yaitu biologi, kimia, meteorologi, fisika, dan geografi. (Tom Garrison. 2005. Page 4.)

Secara umum oseanografi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang lautan, baik dari secara fisik sejarah dan perkembangan lautan itu sendiri. Beranjak dari hal ini maka dapat kita ambil pengertian bahwa ilmu antropologi bukanlah cabang ilmu yang berdiri sendiri,melainkan gabungan atau perpaduan dari beberapa cabang ilmu lainya.
Beberapa sumber lain berpendapat bahwa ada perbedaan mendasar yang membedakan antara oseanografi dan oseanologi. Oseanologi terdiri dari dua kata (dalam bahasa Yunani) yaitu oceanos (laut) dan logos (ilmu) yang secara sederhana dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang laut. Dalam arti yang lebih lengkap, oseanologi adalah studi ilmiah mengenai laut dengan cara menerapkan ilmu-ilmu pengetahuan tradisional seperti fisika, kimia, matematika, dan lain-lain ke dalam segala aspek mengenai laut. (Prager, Ellen J, dan Sylvia A. Earle 2000 The Oceans 8-11),
Adapun cabang –cabang ilmu pengetahuan yang ikut menopang ilmu oseanografi itu sendiri antara lain ilmu geology, ilmu bumi atau sering kita kenal ilmu geography, ilmu hayat atau ilmu biology, ilmu kimia atau ilmu chemistry, serta ilmu cuaca atau ilmu meteorology. “(Sahala Hutabarat dan Stewart M. Evans 1984 : 1)”.
Apabila kita lihat objek kajian dari beberapa ilmu diatas yang ikut menopang ilmu oseanografi itu sendiri tentunya akan memeiliki sangkut paut dengan obejek kajian dari oseanografi yakni mengenai kelauatan itu sendiri.
2. Hubungan Oseanografi dengan Cabang Ilmu Lainya.
Dari sedikit uraian diatas tentunya dapat kita pahami bahwa ilmu oseanografi tentunya memiliki hubungan yang erat dengan cabang ilmu yang lainya.
a. Geology Oseanografi
Oseanografi mempelajari tentang lautan dari segala macam sisi, baik dari segi sejarah, serta perkembangan dari bentuk lautan yang diakibat factor-faktor pendorongnya. Factor-faktor yang dimaksud sperti pergerakan lempeng yang dapat megakibatkan perubahan pada lapisan kerak bumi, dari hal inilah tentunya bentuk lapisan dasar laut akan ikut berubah, sehingganya lautan yang ada diatasnya akan ikut berubah pula. Maka ilmu geology juga sangat berpengaruh penting terhadap ilmu oseanografi tersebut.
misalnya adanya palung laut, lembah laut, lubuk laut, lembah, dll serta memelajari terjadinya patahan- patahan yang menyebabkan gempa bumi di laut.
(Sahala Hutabarat dan Stewart M. Evans 1984 : 1-2)
1. Fisika Oseanografi
Pada dasarnya ilmu fisika mempelajari fenomena-fenomena fisika yang ada dalam kenyataan, yang mana dalam oseanografi sering terdapat gejala-gejala yang sangat berhubungan dengan ilmu fisika diantaranya bentuk serta gelombang laut yang sering kita kenal dengan ombak, tentu dalam hal ini ilmu fisika sangatlah penting dalam penghitungan tesebut.
seperti terjadinya tenaga pembangkit pasang dan gelombang,arus,temperatur air laut, iklim dan sistem arus yang terdapat di lautan.
(Sahala Hutabarat dan Stewart M. Evans 1984 : 1-2)
2. Kimia Oseanografi
Dalam komposisi air laut yang menjadi objek kajian oseanografi tentunya tak lepas dari komposisi ikatan-ikatan kimia, komposisi kimia tersebut tak hanya ada dalam air lautnya saja, naming juga terdapat pada lantai dasar samudra yang mana juga banyak terdapat mineral-mineral sebagai penyusun benda tersebut.
Misalnya kadar garam yang terdapat dalam air laut, zat- zat kimia yang mencemari, dll. Garam-garaman utama yang terdapat dalam air laut adalah klorida (55%), natrium (31%), sulfat (8%), magnesium (4%), kalsium (1%), potasium (1%) dan sisanya (kurang dari 1%) teridiri dari bikarbonat, bromida, asam borak, strontium dan florida. Tiga sumber utama garam-garaman di laut adalah pelapukan batuan di darat, gas-gas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal (hydrothermal vents) di laut dalam.
(Sahala Hutabarat dan Stewart M. Evans 1984 : 1-2)
3. Biologi Oseanografi
Dalam lautan tentu tak akan lepas dari biota laut yang ada, baik dari tumbuhan ataupun hewan yang Ada dalam laut. Biologi mempelajari segala bentuk serta prilaku mahluk hidup yang ada dibumi, baik itu yang ada diperairan maupun yang ada di daratan.
(Sahala Hutabarat dan Stewart M. Evans 1984 : 1-2)
4. Ilmu yang mempelajari lautan terhubung dengan pemahaman terhadap perubahan iklim global, potensi pemanasan global dan masalah biosfer terkait. Atmosfer dan lautan terhubung karena adanya penguapan dan curah hujan serta fluks termal (dan insolasi matahari). Tekanan angin adalah penggerak utama arus samudra, sementara samudra adalah penyerap karbon dioksida di atmosfer.
“(Matthew F. Maury, 1855)

3. Sejerah Perkembangan Ilmu Oseanografi
Manusia tertarik pada lautan dapat ditinjau kembali pada permulaan zaman peradaban manusia, ketika pengetahuan tentang dunia dibatasi pada Negara-negara dimana kapal-kapal pelaut dapat pergi dan kembali. Pada waktu itu bentuk dari peta sangat penting artinya. Dimana bentuk peta ini akan makin tepat begitu pelayaran menyebrangi makin lama makin menempuh jarak yang jauh dan sering dilakukan. “(Sahala Hutabarat dan Stewart M. Evans 1984 : 2-5)”.
Pada zaman ptolemous, abad kedua sebelum masehi, lautan medeterania, bagian utara afrika dan bagian pantai selatan asia daratan telah dipetakann dengan sempurna. Pengetahuan tentang lautan juga turut berkembang pada arah yang lain. “(Sahala Hutabarat dan Stewart M. Evans 1984 : 2-5)”.
Pada abad keempat sebelum masehi seorang sarjana terkemuka bangsa yunani, Aristhoteles, telah melakukan sautu penelitian yang mendetail mengenai hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan laut. Dimana dia secara cermat telah menjelaskan dan mengklasifikasikan organism-organisme tersebut. Akhinya pada abad kesatu sebelum masehi, hubungan antara gerakan pasang dan letak dari bulan telah dimengerti oleh manusia untuk pertama kali. Penegrtian ini mendorong manusia untuk mampu membuatramalan yang tepat. “(Sahala Hutabarat dan Stewart M. Evans 1984 : 2-5)”.
Manusia pada mulanya telah menggunakan pengalaman mereka tentang adanya perubahan iklim dilautan, memfaktakannya sebagai sarana untuk berdagang. Keadaan dilautan hindia misalnya, merupakan sautu daerah yang unik yang cocok untuk dipakai sebagai contoh. Angin musim yang bertiup dari arah tenggara pada waktu terjadi musim panas dibelahan bumi utara dan bertiup dari arah yang berlawanan pada waktu dibelahan bumi sebelah utara terjadi musim dingin. Hal ini memungkinkan kapal-kapal dengan peralatan pelayaran yang paling sederhana dpat menyebrangi lautan pada satu musim dan kembali pada musim berikutnya. “(Sahala Hutabarat dan Stewart M. Evans 1984 : 2-5)”.
Pelayaran-pelayaran besar juga sama pentingnya dalam memetakan garis pantai dan lautan-lautan dunia dalam perkembangan sejarah berikutnya. Sebagai contoh, seorang bangsawan portugis Ferdinando magelhens telah mengadakan sautu pelayaran mengelilingi dunia pada abad ke empat belas setelah masehi. Dia telah membuktikan, bahwa bumi ini berbentuk bulat tidak datar seperti yang diperkirakan oleh banayak orang pada zaman sebelumnya. Pada abad kedelapan belas setelah masehi seorang bangsa inggris yang bernama James cook membuat peta dari seluruh lautan pasifik, yang memperlihatakan adanya sebuah daratan yang terletak pda bagian selatan kutup yang selalu tertutup oleh es. Beberapa ekspedisi oseanografi penting lainya telah dilakukan oleh Challenger (1872-1875), Gazalle (1874-1876), Vitiaz (1886-1889) dan meteor (1925-1927). Ekspedisi Challenger khususnya, telah membuat sebuah bantuan tambahan penegtahuan yang penting dimana mereka mengadakan pelayaran sejauh 68.890 mil laut, membauat 492 pengukuran kedalaman, 133 kali pengambialan contoh dasar laut dan mengumpulkan data-data iklimm, arus laut suhu, dan komposisi air laut serta contoh-contoh sedimen dasar dari 362 stasiun penelitian yang berbeda. Ekspedisi ini telah mengadakan penelitian yang lamadan beberapa kali diperairan asia tenggara. “(Sahala Hutabarat dan Stewart M. Evans 1984 : 2-5)”.
Pada saat ini ilmu oseanografi merupakan suatu cabang ilmu penetahuan yang berkembang secara cepat dan membutuhkan biaya yang sangat mahal dan yang sering bersangkutan dengan kerja sama internasional. Kapal-kapal penelitian oseanografi sekarang, telah dilengkapi dengan alat-alat yang rumit yang dapat mengumpulkan data-data fisika, kimia dan biologi secar tepat dan akurat. Tahun-tahun belakangan ini merupakan perkembangan dari kapal-kapal yang sering mengadakan penelitian dibawah permukaan air, bahkan sekarang sudah banyak dijumpai adanya laboratorium dibawah air yang sifatnya permanen. Keterangan-keterangan satelit yang selalu mengeililngi bumi juga menjadi begitu penting artinya dalam melengkapi dat-data tentang gejala arus laut dan pertukaran panas. Dimana hal ini merupakan suatu perkerjaan yang sulit dilakuakan pada masa lalu. Namun demikian perlu ditekankan, bahwa ilmu oseanografi merupakan suatu ilmu yang relative masih muda, dimana masih banyak hal-hal yang masih harus dipelajari. Dan kita juga berharap semoga ilmu ini akan berkembang secara cepat diwaktu yang akan datang. “(Sahala Hutabarat dan Stewart M. Evans 1984 : 2-5)”.
Secara singkat dari semua perkembangan mengenai ilmu oseanografi dapat disusun sebagai mana berikut:
a. Pada abad ke 4 SM, aristotelles melakukan penelitian tentang hewandan tumbuhan laut. Tentang penjelasan dan pengklasifikasian tumbuhan laut.
b. Abad ke 1 SM orang-orang mengamati gerak pasang dan letak bulan pertama yang digunakanuntuk membuat ramalan.
c. Abad ke 14 M, Ferdinand magelheans mengadakan pelayaran keliling dunia, bertujuan untuk membuktikan bahwa bumi memiliki bentuk bulat.
d. Abad ke 18 M, James cook membuat sebuah peta dari lautan pasifik dan memperlihatkan adanya sebuah daratan yang terletak dibagian sebelah selatan kutub yang selalu tertutup es.
“(Sverdrup, Keith A., Duxbury, Alyn C., Duxbury, Alison B. (2006).
Penelitian oseanografi di Indonesia pertama kali dimulai pada tahun 1904 ketika koningsbenser mendirikan sebuah laboratoruim perikanan di Jakarta. Pada tahun 1919, laboratorium ini dirubah menjadi sebuah laboratorium biologi laut, setelah ini mengalami beberapa lagi perubahan nama mulai dari lembaga penelitian laut, menjadi lembaga sumber lautan, dan kemudian berubah menjadi lembaga penelitian laut yang akhirnya pada tahun `1970 berubah menjadi lembaga oceanografi nasional. “(Sahala Hutabarat dan Stewart M. Evans 1984 : 2-5)”.
4. Sejarah Kelautan
Laut atau bahari adalah kumpulan air asin yang luas dan berhubungan dengan samudra. Air di laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Sifat-sifat fisis utama air laut ditentukan oleh 96,5% air murni. (Prager, Ellen J, dan Sylvia A. Earle 2000, page 8-11).
Laut menurut sejarahnya terbentuk 4,4 milyar tahun yang lalu, dimana awalnya bersifat sangat asam dengan air yang mendidih (dengan suhu sekitar 100C) karena panasnya bumi pada saat itu. Keasaman air inilah yang menyebabkan tingginya pelapukan yang terjadi yang menghasilkan garam-garaman yang menyebabkan air laut menjadi asin seperti sekarang ini. Pada saat itu, gelombang tsunami sering terjadi karena seringnya asteroid menghantam bumi. Pasang surut laut yang terjadi pada saat itu bertipe mamut alias 'ruar biasa' tingginya karena jarak bulan yang begitu dekat dengan bumi. (Prager, Ellen J, dan Sylvia A. Earle 2000, page 8-11).
Menurut para ahli, air yang membentuk lautan dibumi itu berasal pada saat bumi mulai mendingin akibat mulai berkurangnya aktivitas vulkanik, disamping itu atmosfer bumi pada saat itu tertutup oleh debu-debu vulkanik yang mengakibatkan terhalangnya sinar matahari untuk masuk ke bumi. Akibatnya, uap air di atmosfer mulai terkondensasi dan terbentuklah hujan. Hujan inilah (yang mungkin berupa hujan tipe mamut juga) yang mengisi cekungan-cekungan di bumi hingga terbentuklah lautan. (Prager, Ellen J, dan Sylvia A. Earle 2000, page 8-11).
Pada 3,8 milyar tahun yang lalu, planet bumi mulai terlihat biru karena laut yang sudah terbentuk tersebut. Suhu bumi semakin dingin karena air di laut berperan dalam menyerap energi panas yang ada, namun pada saat itu diperkirakan belum ada bentuk kehidupan di bumi. Kehidupan di bumi, menurut para ahli, berawal dari lautan (life begin in the ocean). Namun demikian, masih merupakan perdebatan hangat hingga saat ini kapan tepatnya kehidupan awal itu terjadi dan di bagian lautan yang mana. Hasil penemuan geologis pada tahun 1971 pada bebatuan di Afrika Selatan yang diperkirakan berusia 3,2 sampai dengan 4 milyar tahun silam menunjukkan bahwa adanya fosil seukuran beras dari bakteri primitif yang diperkirakan hidup di dalam lumpur mendidih di dasar laut. (Prager, Ellen J, dan Sylvia A. Earle 2000, page 8-11),
MENGAPA MEMPELAJARI OSEANOGRAFI?
Orang mempelajari oseanografi antara lain karena alasan-alasan berikut ini:1).
Memenuhi rasa ingin tahu
. Di masa lalu, ketika otoritas ilmu pengetahuan masih terbatas pada kalangan tertentu, hal ini terutama dilakukan oleh para filosof. Sekarang, di masamoderen, ketika semua orang memiliki kebebasan berpikir dan berbuat yang lebih luas,mempelajari laut hanya untuk memenuhi rasa ingin tahu dapat dilakukan oleh siapa pun.2).
Kemajuan ilmu pengetahuan
. Mempelajari oseanografi untuk kemajuan ilmu pengetahuan banyak dilakukan di masa sekarang. Berbeda dari mempelajari untuk memenuhi rasa ingintahu di masa lalu, mempelajari untuk kemajuan ilmu pengetahuan dilakukan secarasistimatis dan ilmiah berdasarkan hasil-hasil penelitian atau pengetahuan yang telah adasebelumnya. Kemudian, hasil-hasil dari kegiatan ini dipublikasikan secara luas di dalam jurnal-jurnal atau majalah-majalah ilmiah.3).
Memanfaatkan sumberdaya hayati laut
: seperti memanfaatkan ikan-ikan dan berbagai jenis biota laut sebagai sumber bahan pangan, dan bahan obat-obatan. Mempelajarioseanografi untuk tujuan ini secara umum dilakukan berkaitan dengan upaya untuk mengetahui keberadaan sumberdaya, potensinya, cara mengambil dan, dan upaya-upayamelestarikannya.4).
Memanfaatkan sumberdaya non-hayati laut
: seperti mengambil bahan tambang (bahangalian dan mineral), minyak dan gas bumi, energi panas, arus laut, gelombang dan pasangsurut. Berkaitan dengan tujuan ini, studi oseanografi dilakukan untuk mengetahui kehadiran, potensi, dan karakter sumberdaya.5).
Memanfaatkan laut untuk sarana komunikasi
: seperti membangun sistem komunikasikabel laut. Studi dilakukan untuk menentukan bagaimana teknik atau cara atau lokasi untuk meletakkan alat komunikasi itu di laut.6).
Memanfaatkan laut untuk sarana perdagangan
: misal untuk pelayaran kapal-kapaldagang. Studi oseanografi perlu dilakukan untuk menentukan dan merawat alur-alur  pelayaran, serta tempat-tempat berlabuh atau pelabuhan.7).
Untuk pertahanan negara menentukan batas-batas negara
. Studi oseanografi untuk  pertahanan negara terutama berkaitan dengan keperluan pertahanan laut, seperti untuk menentukan alur-alur pelayaran baik untuk kapal di permukaan laut maupun kapal selam,tempat-tempat pendaratan atau berlabuh yang aman, kehadiran saluran suara. Sementara itu,untuk keperluan menentukan batas-batas negara di laut perlu dilakukan studi oseanografi berkaitan dengan penentuan batas landas kontinen yang dipakai sebagai dasar untuk menentukan batas-batas negara di laut.8).
Menjaga lingkungan laut
dari kerusakan dan pencemaran lingkungan karena aktifitasmanusia. Berkaitan dengan tujuan ini, oseanografi dipelajari untuk mengetahui bagaimanarespon lingkungan laut terhadap berbagai bentuk aktifitas manusia.9).
Mitigasi bencana alam dari laut
, seperti erosi pantai oleh gelombang laut, banjir dan bencana karena gelombang tsunami. Bencana alam dari laut berkaitan erat dengan proses- proses yang terjadi di laut. Dengan demikian, untuk dapat menghindari atau mengurangikerugian karena bencana tersebut, kita perlu memahami karakter proses-proses tersebut danhasil-hasilnya.10).
Untuk rekreasi
. Sekarang, kegiatan rekreasi banyak dilakukan di laut atau daerah pesisir,seperti menikmati pemandangan laut, berenang di laut, berjemur di pantai, menyelam, berselancar, berlayar. Untuk dapat menentukan lokasi yang sesuai untuk berbagai kegiatanrekreasional tersebut perlu dilakukan studi oseanografi. Sebagai contoh, untuk kegiatanwisata selam untuk menikmati keindahan terumbu karang, perlu dilakukan penelitianmengenai terumbu karang itu sendiri sehingga dapat diketahui lokasi keberadaan tempat-tempat yang menarik. Selain itu, untuk keamanan selama menyelam perlu dipelajari kondisiarus dan hewan-hewan yang berbahaya di lokasi wisata menyelam tersebut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar